MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Penerapan Keterampilan Proses Dalam
Pembelajaran
D
i
s
u
s
u
n
Oleh
: kelompok 11
Nama
:
1. Mahyuni Manurung
2.
Novita Desandra Tanjung
3.
Lanar Nurcholis alfatan
Kelas
: B - III sore
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
TAHUN
AJARAN 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiratkan kepada
Allah SWT atas berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah penerapan
keterampilan proses dalam pembelajaran dan Jangkauan ini dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat sebagai tugas dari dosen pengampu mata kuliah Belajar dan
pembelajaran untuk memenuhi nilai penulis.
Penulis ingin mengucapkan terima
kasih banyak kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yang telah banyak membantu
dalam pembuatan makalah ini. Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga
bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.
Penulis meminta maaaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan maupun yang lainnya, dan penulis pun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini. Terima kasih.
Medan,
November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................
Pendahuluan.......................................................................................................... 1
Penerapan keterampilan
proses dalam pembelajaran............................................. 3
Contoh Penerapan
Keterampilan Proses dalam pembelajaran............................... 4
Pendekatan
ber-CBSA.......................................................................................... 5
Penilaian................................................................................................................ 6
Daftar Pustaka....................................................................................................... 8
PENDAHULUAN
Pendekatan Keterampilan Proses
(PKP)
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) adalah wawasan atau anutan
pengembangan keterampilan – keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang
bersumber dari kemampuan – kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada
dalam diri pebelajar.
Untuk dapat menerapkan PKP dalam pembelajaran, kita perlu
mempertimbangkan dan memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik mata
pelajaran/ bidang studi. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa dalam suatu
kegiatan pembelajaran dapat terjadi pengembangan lebih dari satu macam
keterampilan proses.
Pendekatan keterampilan proses
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang sangat relevan dengan prinsip-prinsip
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning). Prinsip-prinsip yang harus muncul di dalam CBSA ada
delapan, yaitu: (1) motivasi siswa, (2) pengetahuan prasyarat, (3) tujuan yang
akan dicapai, (4) hubungan sosial, (5) belajar sambil bekerja, (6) perbedaan
individu, (7) menemukan, dan (8) pemecahan masalah. Sedangkan prinsip-prinsip
pembelajaran kontekstual ada tujuh, yaitu : (1) konstruktivis (constructivism),
(2) inkuiri (inquiry), (3) bertanya (questioning),(4) masyarakat
belajar (learning community), (5) pemodelan (modeling), (6)
refleksi (reflection) dan (7) penilaian yang sebenarnya (authentic
assestment).
Pendekatan
keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan
belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif
dalam proses pemerolehan hasil belajar. Secara garis besar, ada sepuluh prinsip
yang harus muncul di dalam pendekatan keterampilan proses, yaitu: (1) kemampuan
mengamati, (2) kemampuan menghitung, (3) kemampuan mengukur, (4) kemampuan
mengklasifikasikan, (5) kemampuan menemukan hubungan, (6) kemampuan membuat
prediksi (ramalan), (7) kemampuan melaksanakan penelitian, (8) kemampuan
mengumpulkan dan menganalisis data, (9) kemampuan menginterpretasikan data, dan
(10) kemampuan mengkomunikasikan hasil.
Penerapan Keterampilan
Proses Dalam Pembelajaran
Penerapan
keterampilan Proses dalam Pembelajaran Untuk menerapkan pendekatan keterampilan
proses dalam pembelajaran matematika di Sekolah
perlu mempertimbangan pengorganisasian kelas, metode/teknik pembelajaran
yang sesuai, dan penilaian pembelajaran.
Pengelolaan
kelas dalam pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan
dengan pengaturan kelas, baik secara fisik maupun nonfisik. Pengaturan
dilakukan sedemikian rupa agar siswa mempunyai keluasaan gerak, merasa aman,
bergembira, dan bersemangat dalam belajar. Dengan kondisi yang demikian, hasil
belajar yang diperoleh siswa akan maksimal.
Penggunaan
metode dalam pembelajaran dengan pendekatan keterampilan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga prinsip-prinsip keterampilan proses dapat muncul
semaksimal mungkin di dalam pembelajaran. Metode-metode tersebut antara lain
adalah ceramah, diskusi, dan penugasan (resitasi).
Untuk
menilai kegiatan belajar dengan keterampilan proses, alat penilaian yang
digunakan meliputi penilaian kognitif, afektif, dan psimotorik.
Penerapan
keterampilan dasar PKP pada semua jenjang pendidikan di perlukan untuk
mendukung penerapan keterampilan terintergrasi PKP.
Penerapan
Keterampilan terintegrasi PKP dalam pembelajaran jenjang pendidikan SLTP dan
sekolah menengah atas (SMA) memerlukan pembahasan teori dari tiap keterampilan
yang ada di dalam nya.
Untuk
memperjelas penerapan keterampilan-keterampilan PKP dalam pembelajaran berikut
ini akan di contohkan penerapannyadalam bidang studi IPA dan mata pelajaran Biologi
SLTA kelas III A1.
Contoh : penerapan
PKP dalam mata pelajaran Biologi SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Pokok Bahasan : Berbagi Ekosistem
Sub-Pokok Bahasan : Ekosistem Air Tawar
Kelas/ Semester : III- A1/5
Implementasi PKP : 1. Menjelaskan berbagai
contoh ekosistem air tawar
2. Menugaskan
siswa melakukan penyeliaan terhadap keadaan
ekosistem air tawar, secara kelompok (2-3 orang)
3. Mendiskusikan
hasil penyediaan yang di lakukan oleh tiap-tiap kelompok.
Dari contoh di
atas , silakan Anda mengenali jenis-jenis keterampilan PKP yang dikembangkan.
Pendekatan cara belajar siswa aktif
Dalam
kegiatan belajar pelaku utama belajar adalah siswa atau pebelajar. Dalam
kegiatan pembelajaran , mengingat sifat interaksi dapat di ketahui adanya dua
pelaku, yaitu guru dan siswa. Adanya dua pelaku tersebut menimbulkan salah
mengerti bahwa pelaku utama adalah guru semata. Hal ini ditinggalkan dan di perbaiki dengan pendekatan CBSA.
Dengan pendekatan CBSA berarti anutan pembelajaran mengoptimalisasikan pelibatan
intelektual –emosional-fisik siswa dalam pemerolehan pengetahuan, sikap, nilai,
dan keterampilan. Anutan Pembelajaran CBSA tersebut bermaksud membina
“masyarakat belajar” yang berwawasan pendidikan massa seumur hidup. Dengan
harapan, dengan CBSA guru dapat mengoptimalkan terapan teori-teori belajar,
prinsip-prinsip pendidikan , hal itu juga berarti bahwa guru bekerja secara
profesional.
Pembelajaran
ber-CBSA dapat dilakukan oleh guru. Pembselajaran ber-CBSA tersebut dapat
dilakukan guru dengan Pendekatan Keterampilan Prose (PKP) yaitu anutan
pengembangan keterampialan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang
bersumber dari kemampua-kemampuan dasar yang telah ada dalam diri siswa .
Dengan PKP siswa akan (i) memperoleh pengertian yang tepat tentang hakikat
pengetahuan , (ii) memperoleh kesempatan bekerja dengan ilmu pengetahuan dan
merasa senang, dan (iii) memperoleh kesempatan belajar proses memperoleh dan
memproduk ilmu pengetahuan . Dengan demikian PKP berinteraksi timbal-balik
dengan penerapan CBSA dalam pembelajaran.
Dengan
adanya kebaikan atau kelebihan pada PKP tersebut maka seyogianya calon guru
belajar PKP secara keilmuan untuk dijadikan modal dasar menjadi guru yang
profesional.
Penilaian
Dengan
menerapkan pendekatan keterampilan proses, aspek sikap dan nilai perlu pula
mendapat penilaian, meskipun banyak hal tidak dapat diukur secara mutlak.
Dengan instrumen nontes, seperti skala penilaian, daftar cek, skala sikap,
mengarang, tanya jawab, melihat hasil eksperimen siswa, melihat pajangan, hasil
kerja siswa, dan pemberian berbagai macam umpan balik secara lisan dan/atau
tertulis, hal-hal yang tidak dapat diukur dapat pula dinilai seperti apakah
seorang siswa tekun, cermat, dan jujur pada waktu melakukan observasi, apakah
siswa rapih dalam melakukan eksperimen dan mengumpulkan data, apakah siswa
dapat bersikap terbuka terhadap kritik teman-temannya dan dapat bekerja sama
dalam kelompok, serta seorang siswa mempunyai bakat memimpin.
Umpan
balik sebagai tindak lanjut hasil penilaian baik formatif maupun sumatif
umumnya telah diketahui pada guru sebagai alat yang ampuh untuk memberikan
penguatan (reinforcement) atas jawaban yang benar sehingga terjadi nilai
tambah atas proses belajar siswa, untuk pengarahan kembali kalau siswa
mengambil kesimpulan yang salah demi memperbaiki kesalahan. Adapun ciri-ciri
umpan balik yang baik adalah sebagi berikut:
a. Umpan balik
hendaknya diberikan secara teratur dan terus menerus. Umpan balik hendaknya
menjadi bagian yang wajar dari setiap pelajaran. Guru hendaknya tidak perlu
menunggu sampai umpan balik itu diminta oleh siswa, apalagi menunggu sampai
orang tua, kepala sekolah, atau penilik/pengawas memintanya.
b. Umpan balik
harus jujur. Maksudnya, ialah bahwa umpan balik tersebut harus merupakan
pendapat guru yang jujur dan benar tentang kemajuan siswa yang bersangkutan.
Walaupun hal ini mungkin sukar bagi siswa tertentu, umpan balik yang
samar-samar meragukan, atau hanya mengandung sedikit kebenaran saja tidak akan
dapat membantu secara maksimal.
c. Umpan balik
harus lengkap. Umpan balik harus mencakup segala sesuatu yang menyangkut
pendapat guru tentang tugas/kegiatan siswa. Bilamana dikuatirkan terlalu banyak
umpan balik, terutama yang bersifat negatif, akan mencekam atau membingungkan
siswa, maka pemberian umpan balik harus benar-benar tepat pada waktunya atau
mungkin dapat juga diberikan secara meyebar dalam jangka waktu tertentu. Namun
demikian, umpan balik harus selalu lengkap.
d.
Umpan balik harus bermanfaat bagi siswa. Umpan balik itu haruslah cukup
spesifik dan terperinci. Suatu tanda cek, nilai yang berupa huruf atau angka,
atau kata-kata seperti “baik sekali” atau “kurang” sebenarnya kurang berarti
bagi seorang siswa. Guru hendaknya memberikan komentar tentang pekerjaan siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Dimyati dan
Mudjiono.2013. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Rineka Cipta. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar